GERAKAN LITERASI SEKOLAH
DI SMPN 1 LABUHAN BADAS SUMBAWA BESAR NTB.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies
Baswedan meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah “Bahasa Penumbuh Budi Pekerti”. Mendikbud
mengatakan, Permendikbud tersebut adalah sebuah upaya untuk menumbuhkan budi
pekerti anak. "Kata yang dipakai adalah ‘penumbuh’ karena kita hanya
menumbuhkan, bukan menanamkan budi pekerti." Menumbuhkan budi pekerti,
lanjutnya, berbeda maknanya dengan menanamkan budi pekerti.
Gerakan Literasi Sekolah ini bertujuan membiasakan dan
memotivasi siswa untuk mau membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti.
Dalam jangka panjang, diharapkan dapat menghasilkan anak-anak yang memiliki
kemampuan literasi tinggi. Karena itulah, buku-buku yang dibagikan untuk
sekolah dalam Gerakan Literasi Sekolah ini adalah buku-buku yang dapat
menumbuhkan budi pekerti. Buku yang dijadikan acuan sebagai bahan literasi di
sekolah di antaranya buku cerita atau dongeng lokal, buku-buku yang
menginspirasi seperti biografi tokoh lokal dan biografi anak bangsa yang
berprestasi, buku-buku sejarah yang membentuk semangat kebangsaan atau cinta
tanah air. Kegiatan literasi ini tidak
hanya membaca, tetapi juga dilengkapi dengan kegiatan menulis yang harus
dilandasi dengan keterampilan atau kiat untuk mengubah, meringkas,
memodifikasi, menceritakan kembali, dan seterusnya.
Di SMPN 1 Labuhan Badas Sumbawa Besar, Kegiatan
Literasi Sekolah sudah mulai dilaksanakan pada minggu kedua setelah hari
pertama masuk sekolah, yaitu mulai tanggal 25 Juli 2016. Secara garis besar
tahapannya sebagai berikut:
1.
Tahap ke-1:
Pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di ekosistem sekolah Pembiasaan
ini bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan
membaca dalam diri warga sekolah. Penumbuhan minat baca merupakan hal
fundamental bagi pengembangan kemampuan literasi peserta didik.
2.
Tahap ke-2:
Pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan literasi Kegiatan literasi
pada tahap ini bertujuan mengembangkan kemampuan memahami bacaan dan
mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah
kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi bacaan
pengayaan (Anderson & Krathwol, 2001).
3.
Tahap ke-3:
Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi Kegiatan literasi pada tahap
pembelajaran bertujuan mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya
dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi
secara kreatif melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan buku
pelajaran (cf. Anderson & Krathwol, 2001). Dalam tahap ini ada tagihan yang
sifatnya akademis (terkait dengan mata pelajaran). Kegiatan membaca pada tahap
ini untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 yang mensyaratkan peserta didik
membaca buku nonteks pelajaran yang dapat berupa buku tentang pengetahuan umum,
kegemaran, minat khusus, atau teks multimodal, dan juga dapat dikaitkan dengan
mata pelajaran tertentu sebanyak 6 buku bagi siswa SD, 12 buku bagi siswa SMP,
dan 18 buku bagi siswa SMA/SMK. Buku laporan kegiatan membaca pada tahap
pembelajaran ini disediakan oleh wali kelas.
Berikut Foto Dokumentasi Kegiatan Gerakan Literasi Sekolah di SMPN 1
Labuhan Badas Sumbawa Besar NTB.